Selasa, 03 Januari 2012

Catatan Akhir Tahun (Jilid 3)


Masih berkutat di bulan Desember 2011. Sugguh satu bulan yang sangat luar biasa. Walaupun selama dua pekan ini kegiatan cukup padat, tapi ya inilah kehendak Allah. Tapi menjelang tahun baru 2012 kali ini kondisi dan suasananya cukup berbeda.
Hari selasa, hari kedua RaKer guru Sekolah Bintang Madani, ketika itu ane ditelepon oleh Akh.Muamar (Ketua Deputi OKE DPD PKS Kota Bandung). Akh Muamar menawarkan ane untuk ikut TFT Kebugaran DPW PKS Jawa Barat, tidak lama berpikir akhirya saya pun meng-iya-kan tawarannya karena ketika itu saya berpikir bahwa akan banyak ilmu yang didapatkan [minimal tentang kebugaran]. Pelaksanaan TFT dari hari jum’at sampai ahad [tahun baruan di tempat].
Satu hari ane punya waktu untuk istirahat dari padatnya aktivitas sekolah menjelang pelaksanaan TFT. Tapi ternyata hari itu ane harus pergi ngetes ke salah satu SDIT di Bandung Barat. Pagi hari di hari kamis ane harus ijin kepada orang tua tercinta untuk pergi lagi dengan alasan mau ngetes, nginep di kosan teman karena malamnya ada jadwal ngaji, dan jum’at sampai ahad TFT. Ijinpun diberikan oleh orang tua, dan mereka berkata sekaligus mendo’akan “hati-hati”.
Waktu terus berjalan, tak terasa jum’at pun tiba. Walau badan terasa kurang istirahat tapi persiapan untuk TFT masih terus dilakukan sampai akhirnya siap berangkat ke Cibodas Lembang tepat di Madani Learning Center. Tepat pukul 09.18 ane  nyampai di lokasi TFT, beberapa peserta pun ada yang sudah datang dari pagi dan banyak juga yang mulai berdatangan, mereka dari berbagai daerah di Jawa Barat. Ta’aruf pun mulai dilakukan oleh para peserta, sungguh indah sekali berjama’ah.
Selang beberapa menit kedataganku, acara pembukaan pun dimulai. Sambutan dari ketua panitia yang dilanjut dengan sambutan SekBid BKO DPW membuat para peserta TFT semakin semangat saja. Bukan hanya manfaat dari olahraga [senam] saja [karena itu mah pasti] tapi tentang peran strategis olahraga dalam rekrutmen kader. Luar Biasaaaa, Allahu Akbar, sambut peserta setelah pembukaan.
Pembukaan selesai, peserta ikhwan segera bersiap untuk shalat jum’at. Selesai shalat jum’at makan siang kami laksanakan dengan kelompok masing-masing. Setelah beberapa menit selesai makan, kami langsung membakar kalori tubuh kami dengan Senam Nusantara dengan berbagai jenis irama/ musik, mulai dari yang slow sampai musik disco, dahsyat!.
Materi ke satu dimulai, materi tentang FAM (Fundamental Asset management). Awalnya sih ane kagak ngerti, tapi setelah mendegarkan pemaparan dari Dr. IR. Fatah Nurdin, M.M. dari Deputi OKE DPP, ternyata luar biasa. Materi yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Beliau mengupas tuntas tentang kebugaran tubuh kita dan penyakit-penyakit kronis yang ternyata semua itu berawal dari pola makan dan olahraga.
Sedikit ilmu yang bisa ane tuliskan disini [biar semakin penasaran dengan pentingnya olahraga] adalah Saudara2ku, Kita sagat tahu dan paham bahwa Tarbiyah bukanlah segala-galanya tapi hidup ini akan indah dengan Tarbiyah. Ada tiga kompinen tarbiyah: Tarbiyah Ruhiyah, Fikriyah, dan Jasadiyah. Ketiga aspek ini pasti ada manhajnya masing-masing, dan ketiga aspek ini perlu diberi perhatian yang sama. Karena ketiganya akan berpengaruh besar terhadap aktivitas dakwah. Tapi... sayangnya, kenapa Tarbiyah Jasadiyah "dipandang sebelah mata" atau kurang diprioritaskan oleh kebanyak kader? Padahal efek dari Tarbiyah Jasadiyah sangat besar terhadap kestabilan [penggerak] dakwah. Tarbiyah Jasadiyah juga memiliki manhaj yg khusus, yg perlu diperhatikan juga.
Isi Manhaj Tarbiyah Jasadiyah (olahraga), antara lain:
1.     Frekuensi, maksudnya adalah olahraga perlu dilakukan setiap 2 hari 1 kali karena setelah kita berolahraga maka otot-otot kita cukup kencang dan aliran darah akan lancar dan selama dua hari itu otot akan kembali mengkerut.
2.     Intensitas, intensitas olahraga perlu diperhatika agar denyut jantung kita berfungsi dengan optimal. tidak sedikit orang yang SAKIT JANTUNG, STROKE, dan penyakit kronis lainnya yg disebabkan oleh tidak teraturnya olahraga. bagi orang yang bugar detak denyut jantung itu ada di 60-80 detak/1menit.
3.     Durasi, durasi yang ideal untuk membakar 150 kalori adalah kurang lebih 30 menit.
4.     Jenis olahraga, pilihlah jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh kita.
Taujih di hari pertma tida sampai pada materi FAM tapi dilanjut dengan materi Rabthul ‘Am (Ust. Imam Mukhroji) dan diakhiri dengan materi Gizi dan pencegahan cedera pada olahraga (dr. Doni), kedua materi yang tak kalah penting dengan materi pertama, walaupun kami harus mengakhiri hari pertama sampai kurang lebih pukul 24.00. Walau bagaimanapun kami harus tetap bugar sampai selesai, wongi ini kan TFT Kebugaran.
Hari kedua TFT tiba, bangun tidur tubuh masih terasa lelah, kaki cukup pegal-pegal [karena naik-turun tangga yg banyak], tapi lagi-lagi kami harus menikmatinya dan mengondisikan tubuh agar siap dengan aktivitas 2 hari ke depan. Setelah shalat subuh, ma’sturat kami langsung bersiap untuk mengikuti tes kebugaran. Para peserta mulai melakukan peregangan, pemanasan, dan jogging. Tes kebugaran dimulai, tiap kelompok mulai dites. Pernah 4 bulan 6 bulan yang lalu saya mengikuti tes kebugaran dan hasilnya cukup memuaskan karena berhasil mencapai batas minimal seorang instruktur, tapi lain halnya dengan hari ini [hari ke dua TFT], hasil yang ane dapatkan kurang memuaskan, kalau boleh beralasan karena selama dua pecan ini aktivitas cukup padat da kurang istirahat.
Tes kebugaran selesai setelah itu para peserta mengikuti agenda selanjutnya, sarapan pagi. Kemudian akan dilanjut lagi dengan materi selanjutnya, yaitu senam dengan berbagai jenis irama musik dan pemantapan gerakan senam. Materi kali ini full praktek, dari pasgi sampai menjelang magrib. Aktivitas di hari ke dua ini ditutup dengan materi dari Ketua Deputi OKE Jawa Barat, materi yang syarat inspiratif, yang mengantarkan kita untuk bermuhasabah diri di malam tahun baru.
Materi yang juga tidak kalah penting dari materi hari pertama, “Peran olahraga dalam pemenangan dakwah di Jawa Barat”, itulah materi yang disampaikan oleh beliau. Penggalan materi yang beliau sampaikan adalah bahwa “inilah dakwah dengan karakteristiknya yang syumul. Inilah jama’ah, apapun peran kita, potensi kita, dimanapun posisi kita, kontribusi terhadap dakwah adalah KENISCAYAAN. Dakwah tidak akan pernah kompromi kepada kita yang tidak siap dengan dinamikanya yang cukup cepat karena ada/ tidaknya kita dalam barisan dakwah, dakwah akan tetap berlangsung”. Kemudian beliau mengajak kami semua untuk bermuhasabah, bukan karena momentum tahun baru saja tapi bermuhasabah perlu kita lakukan sesering mungkin. Sungguh, malam tahun baru yang indah. Asykuruka Yaa Rabb.
TFT hari terakhir tlah tiba. Setelah semalam kami bermuhasabah, hari ini [Ahad] kami harus segera kembali beraktivitas, dengan fokus latihan senam nusantara dengan berbagai irama musik secara berkelompok. Karena pada hari ini [Ahad] kami akan dites sebagi betuk ujian kegiatan TFT. “Jangan sampai antum pulang ke daerah masing-masing tidak menghasilkan apapun”, tandas salah seorang instruktur DPW kepada kami. Walapun ketika itu masih banyak peserta yang belum menguasai gerakan senam nusantara karena tidak semua peserta pernah mengikuti TFT Instruktur sebelumnya. Tapi dengan semangat yang meraka bawa, akhirnya menit beberapa sebelum pelaksanaan tes, mereka berhsil menguasi gerakan senam hampir 95%.
Menjelang tes dimulai, kebersamaan kami sangat terasa, kami saling berbagi pengalaman, ilmu, sampai berbagi no HP [untung ga habis no HPnya, he…]. Maklum, karena kami harus hafal dan paham gerakan senam jadi kami saling membantu.
Tes senam pun mulai dilakukan. Bagi sebagian peserta tes ini cukup menegangkan. Tapi di balik ketegangan itu, kami masih bisa canda, tawa, dan menikmati kebersamaan ini. kelompok demi kelompok pun di tes, sampai pada kelompok terakhir. Seru, senang, bangga, dll kami rasakan. Setelah tes, kami langsung mengevaluasi hasil tes yag dipandu oleh instruktur DPW, Akh Kusnadi.
Setelah evaluasi, panitia segera mengumpulkan kembali peserta untuk mengikuti acara penutupan. Pada acara penutupan tersebut, Akh.Adi mengumumkan hasil tes dengan katagori peserta terbaik akhwat, peserta terbaik ikhwan, dan juara umum. Dan amanah peserta terbaik akhwat didapatkan oleh Bu Ai dari DPD PKS Kab.Bandung, peserta terbaik ikhwan diamanahkan kepada Akh.Rama dari DPD PKS Kota Bogor, dan juara umum diamanahkan kepada Akh. Aris dari DPD PKS Kab.Bogor. -- Kenapa ane tulis amanah, karena iya ini memang amanah, bukan gelar yang perlu dibanggakan saja --. Acara penutupanpun ditutup oleh Ust.Wawan SekBid BKO DPW PKS Jawa Barat dan diakhiri dengan saling bermushofahah. Alllahu Akbar… Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, Subhaanaka allahumma wa bihamdika asyhadu an la ilaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika. “Olarhagaaa, OKE; Kebugaraaannn, OKE; PKS, Bugar Sepanjang Usia”, pekik teriakan para panitia dan peserta setelah penutupan.
Saudaraku, sungguh Allah memiliki rencana yang sangat indah bagi kita. Rencana yang tak bisa kita terawang/ kira-kira. Di balik lelahnya tubuh kita, capenya diri kita, penatnya pikiran kita, tapi rencana Allah pasti yang penuh hikmah dan makna.
Tulisan singkat ini mungkin kurang penting, tapi bagi antum yang membacanya semoga antum bisa mengambil pelajaran dari goresan tangan ini. MARI KITA SAMBUT TAHUN 2012 dengan PENUH OPTIMISME dengan TARGET yang LEBIH BAIK dan BERKAH.

Allahu A’lam bish-showwab, al-‘afwu minkum. Akhukum fillah, Salman El-Muta’allim.

Senin, 02 Januari 2012

Catatan Akhir Tahun (Jilid 2)


“Alhamdulillaah, Rrruarrrr Biazsaaa…Allahu Akbar” kata yang tepat yang bisa ane tulis pada awal catatan akhir tahun jilid 2 ini. Masih di bulan Desember, tepatnya tanggal 19-24 para pendidik di tempat ane ngajar (Sekolah Bintang Madani) sedang fokus mengisi laporan perkembangan hasil belajar murid-muridnya selama satu semester.
Ketika itu (kalau tidak salah) hari senin tanggal 19 Desember 2011 saya mendapat laporan dari partner ngajar bahwa ada salah satu orang tua yang minta anaknya untuk diturunkan kelasnya (dari kelas 4 ke kelas 3). Saya cukup kaget mendengar berita tersebut, tetapi kami (saya & rekan kerja di kelas) berdiskusi dan terus memikirkan yang terbaik bagi anak dan ibunya.
Selasa 20 Desember 2011 mendengar kabar dari rekan kelas bahwa ibu tersebut akan mengambil laporan perkembangan anaknya di hari kamis dan sekaligus ingin berdiskusi dengan kami. Kamipun mengabulkan permintaannya. Dari dana kami mulai fokus untuk menyelesaikan raport anak tersebut. Kami terus berdiskusi tentang perkembangannya selama satu semester, bahkan lebih karena menganalisis juga dari mulai kelas tiga.
Kamis pun tiba, sekitar pukul 08.00 ibunya muridku tiba di sekolah dan kami lagsung menyambutnya juga mengajaknya untuk berdiskusi di ruangan kepala sekolah. Diskusi mulai kami lakukan, banyak hal yang kami diskusikan, walaupun permasalahan intinya satu (siap menerima kondisi anak). Ibu tersebut mulai bertanya tentang perkembangan proses pembelajaran anaknya, jawaban yang cukup gamblang yang kami sampaikan kepada ibu tersebut (Ya…walaupun masih banyak aspek yang belum terevaluasi). Kemudian keluar juga dari lisan ibu tersebut tentang permintaannya untuk menurunkan anaknya ke kelas 3 bahkan kelas 2. Dengan tegas kembali kami menyampaikan kondisi dan perkembagan murid kami selama di sekolah, yang kami yakini bahwa kondisi anak di sekolah akan dapat dipengaruhi oleh kondisi anak di rumah. “Bu,tidak sedikitpun terbesit dalam pikiran kami bahwa anak kita akan tinggal kelas di kelas 4 tahun depan, apalagi sampai turun kelas…” begitu seterusnya, papar saya kepada ibu tersebut. Ibu tersebut menanggapi penjelasan dan pertanyaan kami dengan terbuka dan penuh kejujuran, dan menjelaskan juga kondisi proses pembelajaran selama di rumah. Matanya mulai berlinang air, sedikit demi sedikit air matapun menetes. Kami cukup terharu dan sangat bangga karena diskusi kami sagat terbuka dan tiap kalimat yang terucap penuh cinta yang tulus bagi anak-anak kami.
Tidak terasa sudah 2 jam kami berdiskusi dan akhirnya Ibu tersebut lekas berpamitan dan kami saling berterima kasih juga saling memaafkan atas kesalahan kami dalam memperilakukan anak, baik di rumah ataupun di sekolah.
Sabtu 24 Desember 2011 telah tiba, saatnya kami mempertanggungjawabkan amanah kami dalam mendidik anak-anak kepada para orang tua. Do’a pun saya panjatkan kepada Illahi Rabbi, Allah SWT, “Rabb, jagalah lisan ini dalam menyampaikan sesuatu kepada para orang tua. Semoga pertanggungjawaban di hadapan orang tua ini bisa mengurangi beban pertanggungjawaban di hadapan-Mu”.
Sekitar pukul 10.00 para orang tua telah selesai mengikuti acara dari sekolah, dan mereka bergegas masuk ke kelas masing-masing. Diskusi dengan orang tua mulai kami lakukan, satu, dua, tiga, dan seterusnya orang tua bergiliran untuk berdiskusi dengan kami (guru kelas). Kurang lebih 2 jam kami berdiskusi dengan para orang tua siswa. Tetapi satu hal yang saya perhatikan dalam proses diskusi bersama para orang tua. Mereka tidak fokus bertanya tentang akademik anak-anaknya, bahkan yang bertanya akdemik hanya beberapa orag tua saja [tidak lebih dari 5 orang]. Kami sepakat dan meyakini bahwa ketika sikap/ akhlak/ karakter anak yang kami prioritaskan dan kembangkan/ tingkatkan, maka potensi akademik anak akan cepat menyesuaikan. Ketika anak sudah merasa senang untuk belajar, memiliki motivasi yang tinggi dalam berprestasi, optimis, siap menerima konsekuensi dari setiap perbuatuannya, dan karakter/ sikap positif lainnya, maka prestasi akademik akan segera akan mereka dapatkan, atau minimal ada usaha yang optimal yang mereka tunjukan.
Pembagian raport telah selesai, guru-guru segera berkumpul untuk membahas persiapan rapat kerja semester dua yang akan dilaksanakan pada tanggal 26-28 Desember 2011. Artinya, satu hari kami istirahat dari padatnya aktivitas sekolah dan harus melanjutkan lagi pada hari berikutnya. “Tapi tidak apa lah, kan bisa libur cukup panjang setelah RaKer”, gumam salah seorang guru.
Hari pertama RaKer pun dimulai, dan yang menjadi fokus pembahasan adalah evaluasi program kelas dan program sekolah juga evaluasi kurikulum. Sebelum evaluasi dimulai, Kepala Sekolah memberi taujih kepada para guru yang hadir ketika itu. Inti taujihnya kurag lebih adalah “Pendidikan karakter yang sedang kita berikan kepada anak-anak kita akan mudah kita terapkan manakala kita pun telah/ berusaha menumbuhkan karakter yang baik pada diri kita. Bagi seorang pendidik/ guru jam kerja yang dimilikinya bukan selama berada di sekolah (8 jam) tetapi 24 jam, bahkan mungkin kita masih merasa kurang. Kita harus siap dihubungi kapanpun oleh anak-anak. Selain itu, mungkin di luar sekolah kita masih memikirkan perkembagan anak-anak, menyelesaikan persiapan-persiapan program kelas, dll. Tapi inilah pendidik yang mulia, yang kebaikan dan pengorbanannya dapat membantu mereka menuju jannah-Nya. Inilah sosok pendidik yang sholih secara pribadi, sosial, dan sholih dalam profesinya. Pendidik adalah pemimpin yang luar bisa, dengan mudah dia bisa membuat kondisi anak bosan, senang, ceria, semangat belajar, dll”. Setelah itu, setiap guru menyampaikan evaluasi kelasnya masing-masing, sangat dinamis sekali kondisi murid-murid di sekolahku (Sekolah Bintang Madani). Tapi kondisi inilah yang bisa mendewasakan kami semua. Evaluasi program kelas dan program sekolah selesai di hari pertama, dan akan dilanjut di hari ke dua dengan evaluasi kurikulum, evaluasi pembelajaran Al-Qur’an (Metode UMMI), dan persiapan program kelas dan program sekolah di semester 2.
Selasa, hari kedua RaKer telah tiba. Para guru mulai berdatangan ke sekolah dengan membawa bekal masing-masing (tentunya bukan makanan, tapi bahan-bahan untuk evaluasi dan persiapan juga perlengkapan pribadi karena di hari kedua ini ada games low impact dan mabit). Singkat cerita, pemaparan dari tiap guru pun selesai. Banyak hal yang perlu kami evaluasi untuk perbaikan-perbaikan sekolah dan [mungkin] SDM di masa mendatang. Dinamika RaKer sangat indah, para guru dengan penuh semangat, kasih sayang, dan optimism menyampaikan pendapat-pendapatnya. Dinamika tersebut kami bingkai dengan ukhuwah islamiyah antara kami, apalagi ketika kita mulai dengan game kelompok, mulai dari game indoor sampai outdoor. Indah sekali kebersamaan ini, semoga Allah selulu mempersatukan kita dalam mahabbah-Nya dan kelak Dia mengumpulkan kita kembali di syurga-Nya, Amiin.
Permainan kelompok pun selesai, kami bergegas mempersiapkan diri untuk shalat maghrib, ada yang pulang dulu karena harus ngurus anaknya, ada yang diskusi dengan rekan kerjanya, dll. Shalat maghrib, tilawah berjama’ah, shalat isya berjama’ah, lalu kemudian makan malam telah kami kerjakan bersama. Semakin indah saja kebersamaan ini. asykuruka Yaa Rabb.
Persiapan program kelas, lesson plan, weekly plan, dsj dimulai. Membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mempersiapkan hal tersebut. Para guru serius mengerjakannya dan sampai pukul 22.30an tidak sedikitpun yang dapat mengganggu konsentrasi mereka. Namun setelah pukul 22.30an tingkah mereka mulai berkembang, ada yang semakin cerewet, bercanda, dan lain sebagainya. Ini semua mereka lakukan agar rasa ngantuknya bisa diminilisir dan hilang darinya. “Semakin malam, semakin jadi saja”, itulah kalimat yang saya sampaikan kepada teman-teman saya dengan nada canda.
Sekitar pukul 23.30 aktivitas diberhentikan karena sudah larut malam dan semakin “error” pikirannya. Kami segera beristirahat karena harus mempersiapkan badan untuk aktivitas esok hari yang dimulai dengan qiyamullail, shalat shubuh, senam nusantara, dan seterusnya. Karena merasa lelah, sampai mejelang tidur pun kami masih terus saja bercanda. “Besok ga ada senam nusantara, diganti menjadi tidur nusatara”, ujar salah seorang guru. “Iya boleh, dan yang qiyamullail juga Pak Indra dan Pak Ridho aja kan? Karena di rundown acaranya juga nama mereka yang ditulis”, jawab salah seorang guru lainnya. “Bener-bener nih, semakin malam semakin jadi saja”, gumam saya.
Tidak terasa rabu dini hari tiba, kami mulai terbangun dari tidur, cuci muka, wudhu dan mempersiapkan yang lainnya untuk qiyamullail. Dilanjut dengan muhasabah, shalat subuh berjama’ah, dzikir al-ma’sturat, senam nusantara, aktivitas pribadi (ada yang ngopi, nyanyi-nyayi, tidur lagi, dll). Rangkaian acara yang indah.
Setelah sarapan pagi, persiapan tiap kelas dilanjutka lagi sampai pukul 10.00 dan bersiap untuk dipresentasikan. Tiap kelas mulai mempersiapkan untuk presentasi. Satu kelas, dua kelas, dan seterusnya dilanjut sampai selesai. Dalam proses presentasi itu kondisinya memang kurang kondusif karena kondisi fisik para guru mulai mempengaruhi [wajar aktivitasnya cukup padat]. Tetapi kami terus berusaha untuk mengikuti acara sampai akhir.
Alhamdulillah, RaKer pun telah selasai. Kepala Sekolah menutup acara RaKer dengan merefleksikan kegiatan. Dan kita menutup acara tersebut dengan penuh asa dan keyakinan bahwa anak-anak kami kelak menjadi orang-orang yang sholih – mushlih yang bermanfaat bagi diri, bangsa, dan agama.
Dan sungguh masih banyak lagi hikmah yang saya dapatkan, yang [mungkin] belum bisa saya tuliskan dalam catatan akhir tahun jilid 2 ini.

Al-Haqqu mirRabbika falaa takuunanna minal mumtariin… Allahu A’lam bish-shawwab
El-Muta’allim @ Kamar, 22:59

Catatan Akhir Tahun (Jilid 1)

Akhir tahun 2011 ini akan menjadi momentum yang indah bagi beberapa orang karena mereka berhasil meraih impian-impian di tahun ini tapi [mungkin] akan menjadi momentum yang biasa bagi sebagian lagi. Namun, inilah perputaran waktu yang tidak aka pernah kompromi dengan siapapun. So, mari kita nikmati dan syukuri juga jadikan momentum yang berharga untuk kita menatap tahun 2012 lebih indah dan berkah. September 2010 saya masih berstatus mahasiswa dan ketika itu sedang disibukan dengan yang namanya skripsi. Saya sempat berpikir “apa yang harus saya lakukan agar mendapatkan maisyah dan tidak tergatung lagi dengan orang tua”, walaupun ketika itu saya sering ngisi training di berbagai tempat. “inilah salah satu jalan dari Allah”, gumam saya dalam hati. Oktober 2010 saya mendapatkan informasi dari murabbi (guru ngaji) tentang lowongan kerja di salah satu sekolah dasar swasta untuk menjadi guru pendamping, syaratnya tidak harus sarjana, yang sedang menyusun skripsi pun boleh. “Kayaknya agak nyantai kejanya, wong jadi guru pendamping. Kan bisa sambil memanfaatkan waktu dan mengamalkan ilmu ke-BK-an”, pikir saya dalam hati. Akhirnya, saya mencoba untuk memasukan lamaran ke sekolah tersebut. Pagi harinya saya langsung ke sekolah tersebut, walaupun sempat berputar-putar sekitar Arcamanik karena letaknya yang cukup jauh dari jalan raya. Akhirnya ketemu juga sekolah tersebut, kaca-kaca gedung yang berbentuk bulat, cukup unik tapi ketika tidak membuat pikiran saya terpengaruh dengan keunikan tersebut. “Maaf, mau ke siapa ya pak?”, tanya seorang security kepada saya. “Saya mau ke Pak Teddy, Pak”, jawab saya kepada security tersebut. “Oh iya Pak, silahkan ke lantai dua sebelah kiri”, ujuar security yang memberi letak ruang kepala sekolah. “Terima kasih, Pak”, setelah menutup percakapan saya pun langsung naik ke lantai dua tempat kepala sekolah. ”Assalamu’alaikum, ada Pak Teddy?” tanya saya sambil melihat ke ruangan guru yang terbuka. “Ko ada Akh.Toto”, gumam saya dalam hati. Dia temen saya semasih aktif di kampus, dia mahasiswa jurusan Psikologi. “Wa’alaikumussalam wa rahmatullah, silahkan tunggu di dalam (ruang kepala sekolah)”, jawab seorang guru yang sedang berbincang dengan teman saya itu. Tidak lama setelah saya masuk ke ruangan kepala sekolah, guru tersebut (yang tadi berbincang dengan teman saya) masuk ke ruangan kepala sekolah, dan ternyata beliau kepala sekolahnya. Ta’aruf pun dimulai, dan kami langsug berdiskusi. Diskusi yang cukup hangat dan mengesankan karena yang kami diskusikan adalah tentang anak, pendidikan anak dan pendidikan di Kota Bandung dan Indonesia secara umum. Di pertengahan diskusi kami, beliau beberapa kali menyebutkan sekolah yang luar bisa, yang kualitas pendidikannya dan kuantitas muridnya terjaga dengan sangat baik, walaupun biaya masuk dan bulanan disana sangat mahal, betapa tidak mahal masuknya saja belasan juta, bulanan (SPP) sampai satu juta, padahal ini Sekolah Dasar tapi muridnya sampai ribuan, Luar Biasa, bukan?. Dan masih banyak masukan-masukan serta ilmu-ilmu yang ane dapatkan dari hasil diskusi tersebut. --- Inilah hanya sedikit perjalanan saya sampai satu tahun ini dan tulisan di atas sebagai prolog untuk menuliskan catatan akhir tahun 2011 (Jilid 1) --- Selasa 6 Desember 2011 Kepala Sekolah meminta ane untuk ikut bersamanya, ketua yayasan, dan Dir.Div Pendidikan yayasan ke Surabaya untuk studi banding ke Al-Hikmah dengan tujuan mendapatkan banyak ilmu untuk persiapan mendirikan SMP Bintang Madani. Karena ini tugas sekolah dan kesempatan yang berharga, jadi ane akan memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin. Rabu qobla maghrib kami berkumpul di stasiun kereta api Bandung. Tidak lama setelah melaksanakan shalat magrib dan isya (dijamak) kami langsung memasuki kereta pemberangkatan Bandung – Surabaya. Dalam perjalanan menuju Surabaya kami terus berbincang tentang berbagai hal sampai kami tertidur. Dua belas jam Bandung – Surabaya, waktu yang cukup lama. Kamis dini hari kami sudah mulai memasuki daerah Jawa Timur, sekitar pukul 07.30an kami sampai di stasiun Gebang Surabaya. Kami segera bersiap – siap dan mencari taxi agar perjalanan menuju Al-Hikmah lebih cepat. Pukul 08.00 kami tiba di Al-Hikmah dan tempat yang pertama kali kami cari adalah masjid. Berbagai aktivitas pribadi pun kami lakukan, mulai dari cuci muka sampai shalat dhuha. Setelah selesai dari aktivas pribadi, kami langsung menuju ruangan kepala sekolah karena waktu kami di Al-Hikmah sangat terbatas, hanya sampai sore. Kepala sekolah SMA Al-Hikmah pun segera menghampiri kami dan mengajak kami untuk diskusi di ruangannya. Tidak lama kami berbincang, para pembina yayasan sekolah kami datang, tempat yang kurang luas, akhirnya kami diajak ke salah satu ruang kosong tempat rapat. Diskusi pun mulai dibuka dengan prolog dari kepala sekolah kami yang kesempatan selanjutnya diberikan kepada kepala sekolah SMA Al-Hikmah untuk memberikan taujihnya kepada kami. Beberapa pertanyaan dilontarkan kepada kami, pertanyaan tersebut sebagai pemicu untuk menjelaskan berbagai hal tentang sekolah, mulai dari tujuan mendirikan sekolah sampai output dan outcome lulusan sekolah. Sungguh banyak ilmu yang kami [khususnya saya] dapatkan, diantaranya: Pertama, Ketika kita mau mendirikan sekolah, maka kita harus memulai dari akhir/ tujuan akhirnya. Beliau bertanya kepada kami tentang sebuah anologi, “apakah mau buat es kelapa atau membuat minyak? Kalau kita membuat es kelapa maka prosesnya akan sangat mudah, kita hanya perlu membeli kelapa muda terus kita ambil air dan kelapanya dan kemudian kita tinggal minum atau mungkin tambah gula agar terasa lebih manis dan segar. Tetapi kalau kita mau membuat minyak, kita harus memilih kelapa, kemudian kita membuka kulitnya, setelah itu dibelah mejadi dua, diambil kelapanya (dipisahkan dari batoknya), kelapa itu diparut sampai habis, hasil parutannya diperas hingga berair, dan begitulah seterusnya. Dibelah menjadi dua, diparut, deperas, dan lain sebagainya itu adalah sebuah proses yang sangat menyakitkan dan membutuhkan waktu yang cukup lama tapi hasilnya akan berkualitas dan dapat bermanfaat bagi banyak orang. Begitu juga dengan sekolah/ mungkin organisasi lainya, ketika kita ingin memiliki tujuan akhir yang bagus dan bermanfaat bagi banyak orang maka proses yang harus kita lalui pasti cukup membutuhkan waktu yang panjang dan mengurus berbagai potensi yang kita miliki, pikiran, tenaga, dan lainnya. Kedua, kualitas sebuah sekolah/ organisasi akan sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM yang ada di dalamnya, kualitas SDM sangat dipengaruhi oleh kualitas spiritualnya, kualitas spiritual seseorang dapat dipengaruhi oleh keyakinan dan kedekatannya dengan Allah SWT. Pendidik yang bagus adalah ia yang memiliki kualifikasi dan kompetensi sebagai seorang pendidik (murabbi) juga memiliki komitmen yang kuat dan komitmen yang kuat ini hanya akan dimiliki oleh orang yang memiliki kekuatan spiritual. Kekuatan spiritual ini akan muncul manakala kita ikhlas dalam menjalankan segala tugas dan kewajiban kita dan selalu memberikan energi positif/ manfaat kepada orang lain dengan bingkai lillahi ta’ala. Ketiga, bagi seorang pendidik sholih pribadi dan sholih sosial saja belum cukup, tapi juga harus sholih professional juga. Maksudnya, sebagai seorang pendidik dia harus sholih dalam profesinya. Komitmen dalam waktu, selaras antara hak dan kewajiban, memberikan hasil terbaik dalam kerjanya, menjadi teladan bagi murid-muridnya, dan sebagainya. Keempat, beliau bercerita tentang kekuatan spiritual/ energi kebaikan dan kekuatan spiritual yang ada dalam diri kita dengan analogi energi yang dihasilkan dari makanan. Ketika kita mempunyai roti dan kita memakannya sendiri maka energi yang dihasilkan dari roti tersebut hanya untuk kita, tetapi apabila kita memiliki roti dan kita membagikannya juga kepada orang lain maka energi yang dihasilkandari roti tersebut akan kita dapat rasakan dan orang lainpun merasakannya. Begitulah dengan kebaikan, ketika kita memberikan manfaat kepada orang lain maka energi kebaikan tersebut pasti kita rasakan dan orang lainpun merasakan. Tidak sampai disana ilmu/ hikmah yang saya dapatkan selama di Surabaya. Bahkan sepulang dari Surabaya kami (ane dan Dir.Div Pendidikan Yayasan) diskusi dan menindaklanjuti hasil diskusi kami dengan KepSek SMA Al-Hikmah. Panjang lebar kami diskusi di kereta sampai ketika kami merasa lelah, kamipun beristirahat. Kesimpulan dari diskusi kami kali ini adalah tentang tarbiyah. Kami meyakini bahwa kematangan dan kedewasaan seseorang dalam berkata dan berperilaku itu sangat dipengaruhi oleh kematangan tarbawi dan kematangan tarbawi seseorang tidak hanya dilihat dari kerajinan dan keaktifan dia dalam tarbiyah pekanan (liqa) saja. Jelas tiga aspek tarbiyah (ruhiyah, fikriyah, dan jasadiyah) menjadi aspek yang perlu diperhatikan juga. Tetapi kemudian, semua itu akan teruji dengan tarbiyah dzatiyah orang tersebut. Tarbiyah dzatiyah bukanlah tarbiyah yang kita ikuti setiap pekannya (liqa) tapi aktivitas pembinaan yang kita laksanakan untuk diri sendiri, dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun kondisinya. Dan sungguh masih banyak lagi ilmu yang saya dapatkan, yang [mungkin] belum bisa saya tuliskan dalam catatan akhir tahun jilid 1 ini. Al-Haqqu mirRabbika falaa takuunanna minal mumtariin… Allahu A’lam bish-shawwab
El-Muta’allim @ Kamar, 08:55

Senin, 05 Desember 2011

Ketika Halaqah Tak Lagi Dirindui

dakwatuna.com - Suara-suara mendengung bak lebah itu menumbuhkan suasana syahdu dan khusyuk. Lantunan kalam Ilahi yang meluncur dari lisan-lisan shalih itu bak mantera penguat jiwa. Muraja’ah hafalan surat-surat dalam Al-Qur’an serta talaqqi madahpenuh dengan semangat dan optimisme yang tinggi. Pertemuan pekanan ini ibarat ruh bagi jiwa, bak air untuk kehidupan. Majelis pekanan yang lazim dikenal sebagai halaqah, tak bisa dipungkiri adalah nadi bagi sebuah harakah Islamiyah. Di dalamnya, para kader dakwah berinteraksi secara intim dan intens di bawah bimbingan seorang Murabbi. Pertemuan-pertemuan pekanan semacam ini haruslah dinamis dan produktif agar harakah Islamiyah dapat terus menggulirkan amal-amal dakwah demi kejayaan Islam. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa tak selalu halaqah ini berjalan mulus. Ada kalanya rutinitas pekanan ini didera kelesuan. Karena bagaimanapun pribadi-pribadi di dalamnya adalah manusia, bukan kumpulan para malaikat, yang memiliki iman yang fluktuatif. Mengapa sebuah halaqah tak lagi nyaman didatangi? Pertama, disorientasi tujuan. Motivasi orang mengikuti kajian rutin seperti halaqah sangat beragam. Ada yang karena ingin mendalami ilmu agama. Ada yang tertarik oleh ajakan kawan. Ada yang bersungguh-sungguh ingin menegakkan agama Allah. Pun tak sedikit yang semangat berhalaqah agar naik jenjang keanggotaan dalam jamaah. Nah, ketika dirasa peluang naik tingkat sangat kecil, bukan tidak mungkin semangat yang sebelumnya menyala-nyala bisa langsung padam. Disorientasi tujuan ini berkaitan erat dengan ruhiyah seseorang sehingga ketika ada yang mengalami hal ini, maka pasokan ruhiyahnya harus ditingkatkan. Bisikan-bisikan hawa nafsu harus ditepis agar keikhlasan tetap terjaga. Komitmen bergabung dalam jamaah dakwah harus dikuatkan kembali. Kedua, pelaksanaan halaqah yang membosankan. Bagaimanapun, mengelola halaqah ada seninya. Meskipun kurikulum sudah ada, silabus sudah lengkap dan tujuan masing-masing materi sudah jelas, tetap saja diperlukan strategi agar halaqah berjalan dinamis dan penuh kesan. Halaqah yang melibatkan semua komponen dan bergerak menuju arah yang sama tentulah halaqah yang sangat dinanti-nantikan kehadirannya. Oleh karenanya setiap individu di dalam halaqah memiliki peranan yang sangat penting demi mewujudkan halaqah yang dirindui. Ketiga, hubungan Murabbi dengan mutarabbi. Murabbi sebagai pemimpin dan pengendali halaqah memegang peranan yang paling penting. Sosoknya haruslah mampu diterima semua anggota kelompok. Tidak ada penolakan terhadap dirinya. Imam Hasan Al Banna mengibaratkan figur ini sebagai syaikh dalam hal kepakaran ilmu, orang tua dalam hal kasih sayang, guru dalam hal pengajaran, kakak dalam hal teladan dan pemimpin untuk urusan ketaatan. Pernah ada seorang mutarabbi yang menyampaikan kepada Murabbinya, “Ustadz, saya usul dalam halaqah kita ketika adzan Isya’ berkumandang marilah kita segera shalat berjamaah sebagaimana ketika kita shalat Maghrib.” Tak dinyana, jawaban Sang Murabbi begini.”Akhi, saya ketika halaqah dengan para doktor-doktor syariah biasa saja gak shalat Isya’ jamaah waktu halaqah. Shalatnya nanti di rumah saja biar waktu halaqah nggak terlalu lama. Saya rasa, yang perlu diperbaiki itu komitmen Antum. Antum suka datang telat, waktu halaqah tidur, kurang ihtiram, gak setor hafalan….” Menjadi pemimpin, tak boleh alergi kritik sebagaimana menjadi mutarabbi pun tak boleh alergi nasihat dan teguran. Ketika jawaban tersebut disampaikan, maka si Al akh pun balik membalas, “Ustadz, saya kan usul. Usul itu bisa diterima atau ditolak. Kalo diterima, Alhamdulillah kalo nggak ya nggak apa-apa. Jangan malah membeberkan aib-aib saya…” Ketika hubungan Murabbi-Mutarabbi seperti ini –saling menyerang- pastilah halaqah bukan lagi momen yang dirindukan. Ia akan menjadi waktu yang tidak diharapkan, atau dijalani dengan terpaksa. Dihadiri tanpa semangat. Oleh karenanya harus ada hubungan yang mesra antara Murabbi dengan mutarabbi-nya. Jika hubungan ini sudah tercipta, niscaya halaqah akan menjadi momen yang dinanti-nanti. Keempat, melemahnya militansi. Bisa jadi, masa-masa awal mengikuti halaqah adalah momen-momen yang tak terlupakan. Berkobar-kobarnya semangat dan keinginan meninggikan agama Allah. Setelah itu akan dirasakan kestabilan dan keadaan yang biasa-biasa saja. Kesibukan dunia, rutinitas kerja, tuntutan-tuntutan di luar dakwah dan kompleksitas dari ketiga faktor di atas akan melemahkan militansi. Pada kondisi seperti ini, halaqah bisa berubah menjadi sekedar rutinitas yang menjemukan. Hanya akan menjadi majelis ‘setor muka’. Jika ini yang terjadi, maka wajarlah jika kelak lambat laun halaqah tak akan lagi dirindui. Oleh karenanya, bangkitlah! Semangat itu tak dicari, tapi ditumbuhkan. Kemudian dipupuk dan dijaga dari hama dan virus yang akan melemahkannya. Militansi tak kenal musim. Ia harus dijaga senantiasa hidup dan menjadi api perjuangan. Wahai Saudaraku, mari tumbuhkan kerinduan akan hari itu. Hari pertemuan kita dengan saudara yang diikat karena Allah. Hari yang di dalamnya penuh keberkahan dan doa para malaikat. Satu hari dalam setiap minggu yang kita dedikasikan untuk menghasilkan amal-amal dakwah dalam bingkai harakah Islamiyah… Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/09/14363/ketika-halaqah-tak-lagi-dirindui/

Rabu, 30 November 2011

Menuju Kemenangan Dakwah Kampus (Resume singkat)

Tugas menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar merupakan hal yang fundamental dalam Islam. Melalui tugas ini Allah SWT memberikan gelar umat ini khairu ‘ummah (ali Imron :110). Umat Islam juga dikenal sebagai umat pertengahan karna tabiat umat pertengahan akan melahirkan sikap adil dan wara’. Tugas amar ma’ruf nahi mungkar hidup sepanjang risalah Islam. Tugas ini merupakan ruh yang menjiwai islam kita, dan senjata bagi Islam yang menjadikan Islam ini tumbuh dan berkembang, dan energi yang membentuk keberislaman dalam diri kita. Konsep amar ma’ruf nahi mungkar tumbuh dalam tubuh Islam dan umat Islam. Konsep ini ditemukan dalam aqidah, ibadah, syariah, dan akhlaq, serta muamalah. Konsep amar ma’ruf nahi mungkar dikenal dengan kata dakwah. Dakwah merupakan usaha mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk, menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan mungkar, agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat (syekh Ali mahfuzh). Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa dakwah kepada Allah ialah mengajak orang lain untuk beriman kepadaNya dan ajaran yang dibawa RasulNya, dengan membenarkan informasi yang mereka bawa dan menaati apa yang mereka perintahkan. Dakwah berasal dari kata da’a, yad’u yang berarti panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan da’awa bermakna mengajak, meminta, memanggil, dan menyeru. Sesungguhnya esensi dakwah yang perlu diperhatikan adalah mengubah manusia baik individu maupun kelompok dari situasi yang tidak baik ke situasi yang lebih baik. Dakwah Islam memenuhi tiga pokok yang mendasar : proses penyampaian agama, penyampaian dari amar ma’ruf nahi mungkar, dan dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentuknya masyarakat yang taat dan mengamalkan seluruh dinul islam. Dakwah pula memiliki tiga karakteristik : thalut thariq (panjang jalannya), katsirul ‘aqabat (banyak timpaannya), qilatur rijal (sedikit orangnya). Dakwah islam dilaksanakan dimanapun tak terkecuali di Dakwah Islam dilakukan dimana saja, tak terkecuali di kampus. Dakwah kampus (DK) dilakukan oleh kalangan kampus demi manfaat kampus dan masyarakat global. Dakwah kampus dilakukan untuk perjuangan menegakkan kemenangan Allah SWT. Tujuan dakwah kampus adalah membentuk kalangan kampus yang yang bercirikan profesionalitas, memiliki komitmen yang kokoh terhadap Islam, dan mengoptimalkan peran kampus dalam upaya mencapai kebankitan Islam. Kampus merupakan lahan subur untuk perkembangan dakwah Islam. Banyak peran signifikan yang dapat dimanfaatkan oleh Islam dan dakwah Islam, antara lain: Kampus merupakan lembaga akademik tinggi, tempat pembelajaran, penempaan, penerapan ilmu-ilmu tinggi. Kampus adalah lingkungan bebas di mana semua aliran pemikiran dapat mengungkapkan pendapatnya. Ketika peran strategis ini dapat dimanfaatkan, maka akan semakin banyak kebaikan yang dapat diperoleh oleh dakwah Islam. Untuk mencapai kemenangan dakwah kampus ini, diperlukan enam kerangka strategis yang merupakan format dakwah kampus masa depan: dakwah prestatif, creative majority, dakwah kaya, ketokohan sosial, kepemimpinan sejati, dan maskimalisasi peran mujahidah dakwah kampus. Dakwah prestatif artinya dakwah kampus harus menjadi rahim bagi karya-karya besar. Dakwah kampus harus menjadi basis prestasi. Creative Majority berarti dakwah kampus harus memiliki kapabilitas dalam dua hal sekaligus; kualitas dan kuantitas. Kadernya banyak dan tangguh. Berawal dari kader-kader yang kreatif, inovatif, dan pandai berstrategi. Dengan demikian pos-pos strategis dalam kampus telah diisi oleh ADK dan berada dalam koordinasi DK. Dakwah Kaya maksudnya dakwah kampus menjadi benar-benar kaya dalam 10 hal: kaya hati, kaya akhlak, kaya ilmu, kaya materi, kaya kader, kaya visi dan cita-cita, kaya ide dan gagasan, kaya strategi dan rekayasa, kaya hubungan dan jaringan, serta kaya amal. Creative Mayority, sudah saatnya lah Dakwah Kampus menumbuhkan banyak kader, simpatisan, atau minimal pendukung dakwah Islam. Ketokohan sosial dalam konteks menuju kemenangan dakwah kampus berarti menabur kiprah terbaik (KT) di tengah-tengah umat sekaligus membangun kepercayaan atau pengakuan umat terhadap kapasitas DK (Kp). Ketokohan Sosial (KS) menjadi semakin besar saat KT dan Kp meningkat nilainya. Kepemimpinan Sejati artinya DK harus melahirkan para pemimpin sejak di dunia kampus yang efektif dan kuat. Meskipun dalam Bab 3 buku ini hanya dibatasi dalam kepemimpinan di LDK, kepemimpinan tangguh juga diperlukan di BEM dan berbagai pos strategis lainnya, termasuk birokrasi kampus. Dalam kaitan ini (juga semua langkah menuju kemenangan dakwah kampus) terlihat begitu pentingnya peran ADK Permanen. Maksimalisasi Kiprah Mujahidah DK. Hampir semua LDK telah memiliki departemen keputrian atau sejenisnya. Yang diperlukan adalah bagaimana memaksimalkan para mujahidah dakwah kampus ini sehingga dakwah kepada muslimah yang jumlahnya lebih besar menjadi efektif. Enam kerangka strategis dakwah kampus ini bisa dicapai dengan terlebih dahulu melakukan perbaikan internal dakwah kampus melalui dua tahap. Tahap I bersifat umum yang harus dilaksanakan pada sluruh cakupan dan tataran. Yakni meliputi: kembali kepada ashalah dakwah kampus, menghapus trauma persepsi, dan berkomitmen dengan sikap terbaik. Lalu tahap II berada pada tataran kebijakan, bersifat khusus, dan dilaksanakan oleh qiyadah. Ia terdiri atas; membuka kran komunikasi dan informasi serta memunculkan kepemimpinan baru. Lebih jelas dan lengkapnya tentu Antum, khususnya para aktifis dakwah kampus harus membaca sendiri buku Menuju Kemenangan Dakwah Kampus ini secara lengkap. Buku ketujuh dari 100 buku pengokohan tarbiyah ini memang spesial untuk para mujahid kampus, para ADK, agar seperti judulnya, dengan panduan ini dakwah kampus akan mencapai kemenangannya. *Resume singkat buku "Menuju Kemenangan Dakwah Kampus"

Sabtu, 18 September 2010

Kita dan Amalan Kita


“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)



“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-14)



Assalamu'alaikum wa rohmatullohi wa barakatuhu...



Bagaimana Kabar kalian saudara2ku?

Bagaimana kabar Iman kita hari?

Bagaimana kabar sholat wajib jama’ah kita (khusus utk Ikhwan)?

Bagaimana dengan tilawah dan tadarus qur’an kita?

Bagaimana dengan Qiyamul Lail kita?

Atau bagaimana kabar Amalan-amalan sholih kita yang lain?

Astaghfirullohal ‘Adhziim… Wa atubu ‘ilaik…



Bagaimanapun keadaan kita dan Iman kita hari ini semoga dari hari ke hari kita terus berubah menjadi lebih baik, lebih sholih, lebih taat dan pastinya iman kita pun tambah meningkat dan masih bisa mempertahankan gelar Taqwa kita sebagai hasil dari ibadah shaum kita pada bulan ramadhan kemarin.



Saudaraku yg saya cintai karena Alloh,tak terasa 10 hari sudah kita berpisah dengan bulan Ramadhan 1431 H. semoga kita masih berada dalam kondisi "on fire" dalam beramal sholih, seperti "on fire"-nya kita dalam beramal di bulan ramadhan.

Saudaraku, tidak cukup kita membanggakan amalan kita selama ramadhan; sholat wajib berjama’ah, tilawah & tadarus qur’an kita, qiyamul lail, I’tikaf, dll kalau semua amalan itu tidak bebekas dalam diri kita, kalau amalan2 tersebut tidak bisa kita pertahankan sampai 11 bulan kedepan. Jadi intinya adalah bagaimana kemudian kita bisa tetap ISTIQOMAH dalam beramal.



Saudaraku yg saya cintai karena Alloh, tentang Istiqomah ini Rasululloh SAW bersabda dalam haditsnya “Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Mas'ud r.a, dia berkata: "Rasululloh SAW teh bersabda kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan yang dibenarkan: Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam rahim ibunya selama empat puluh hari berupa dalam bentuk nutfah (air mani), kemudian menjadi alaqoh (segumpal darah), kemudian menjadi mudghoh (segumpal daging) ketika waktu itu juga, lalu diutuslah (seorang) malaikat kepadanya,lalu malaikat itu meniupkan roh kepadanya dan ia diperintahkan dengan (menulis) empat kalimat: Menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celaka serta keberuntungannya. Maka demi Alloh Yang Tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan ahli surga dan amal itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak dia dan surga kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan bagi dirinya, lalu dia melakukan amalan ahli neraka sehingga ia masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya ada seseorang di antara kamu yang melakukan amalan ahli neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta,namun karena taqdir yang telah ditetapkan bagi dirinya, lalu di amelakukan amalan ahli surga sehingga ia masuk ke dalamnya" (Muttafaqun 'Alaihi).” Artinya di sini sangatlah jelas bahwa ISTIQOMAH (Konsisten) adalah kunci dari segala keberhasilan.



Istiqamah adalah lawan kata dari thughyan (penyimpangan atau melampaui batas). Ia bisa berarti berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena akar kata istiqomah dari kata “qaama” yang berarti berdiri. Maka secara etimologi, istiqamah berarti tegak lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Maka istiqamah dalam memegang tali Islam merupakan kewajiban asasi dan sebuah keniscayaan bagi hamba-hamba Allah yang menginginkan husnul khatimah dan harapan-harapan surga-Nya. Rasulullah saw bersabda: Dari Abu Amroh Sufyan bin Abdillah ra berkata ; Ya Rasulallah, katakan kepadaku satu kata saja yang aku tidak akan bertanya kepada siapapun selain engkau! Jawab Rasul SAW: Katakan, aku beriman kepada Allah, lalu istiqomahlah. (HR.Muslim)



Saudaraku yg saya cintai karena Alloh, mungkin banyak amalan sholih yang telah kita lakukan selama bulan ramadhan kemarin dan mungkin banyak motivasi di balik itu semua, mulai dari karena ingin mendapatkan gelar takwa sampai karena ingin mendapatkan rahmat (kasih sayang) Alloh. Dan yang jadi pertanyaan dam kekhawatiran kita semua adalah ‘Bisakah kita mempertahankan amalan-amalan sholih tersebut di 11 bulan selanjutnya?’. Pertanyaan dan kekhawatiran tersebut bisa kita jawab dengan optimisme kita dalam menjalankan hidup ini dan dengan keistiqomahan kita dalam beramal.



Berikut akan saya tuliskan beberapa tips agar kita bisa tetap Istiqomah (Abdurrahman Wahid, Lc):

1. kesadaran dan pemahaman yang benar (Al-Wa’yu wa al-fahmu ash-Shahih) Untuk mencapai derajat istiqamah yang optimal dan berdaya, pemahaman ajaran Islam secara sempurna mutlak diperlukan. Muslim yang memahami ajaran agamanya dengan baik tidak akan bimbang menjalani kehidupan dunia. Ia akan tetap tegar (istiqamah) menghadapi badai godaan sedahsyat apa pun.

2. Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27). Qotadah As Sadusi mengatakan, “Yang dimaksud Allah meneguhkan orang beriman di dunia adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan sholih. Sedangkan di akhirat, mereka akan diteguhkan di kubur (ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, pen).” Perkataan semacam Qotadah diriwayatkan dari ulama salaf lainnya.

3. Mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan pengawasan-Nya (at-Taqarrub wa al-Muraqabah)

"Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. (QS. al-Baqarah: 235).

4. Mujahadah meraih istiqamah "Maka istiqamahlah, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS. Hud : 112).

Menurut Ibnu Abbas r.a: tidak ada suatu ayat pun dalam al Quran yang diturunkan kepada Rasulullah yang lebih berat baginya dari ayat ini. Dan diriwayatkan dari Al Hasan: ketika ayat ini turun, Rasululah menjadi sangat serius dan tidak pernah terlihat beliau tertawa.

5. Bergaul bersama orang-orang yang istiqamah Hal ini sangat membantu seseorang untuk senantiasa istiqomah di jalan Allah ta’ala. Teman-teman yang saleh akan senantiasa mengingatkan kita untuk berbuat baik serta mengingatkan kita dari kekeliruan. Bahkan dalam al-Qur’an disebutkan bahwa hal yang sangat membantu meneguhkan keimanan para sahabat adalah keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah berfirman yang artinya,

“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rosul-Nya pun berada di tengah-tengah kalian? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali ‘Imran:101)



"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (Q.S Al-Kahfi :28)



Salah satu pesan dari Salman al-farisi r.a : "Perumpamaan dua orang mukmin yang bersahabat adalah seperti dua tangan yang saling membasuh satu sama lain. Tidak sekalipun mereka berdua bertemu, kecuali Allah akan menetapkan bahwa salah satu diantaranya akan memberikan kebaikan bagi kawannya.".

6. Muaqabah
Mu’aqabah adalah pemberian sanksi oleh seseorang muslim terhadap dirinya sendiri atas keteledoran yang dilakukannya. Firman Allah Ta'ala:

“Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 179) 7. Menghayati sirah orang-orang yang istiqamah

Membaca kisah Rasulullah, para sahabat dan para ulama terdahulu untuk mengambil teladan dari mereka. Dengan membaca kisah-kisah mereka, bagaimana perjuangan mereka dalam menegakkan diinul Islam, maka kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut sebagaimana firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Huud: 120)

8. Berdoa kepada Allah ta’ala agar Dia senantiasa memberikan kepada kita istiqomah hingga akhir hayat

Jalan yang juga paling penting dalam mewujudkan sikap istiqamah adalah memohon pertolongan Allah dalam segala urusan dan kondisi, karena hanya kepada Allah semua urusan kelak akan dikembalikan. Doa adalah senjata umat Islam.



Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah doa berikut, “Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik ” artinya “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim, dishahihkan oleh Adz Dzahabi, lihat pula Shahihul Jami’).



Saudaraku yg saya cintai karena Alloh, semoga kita selalu diberi kekuatan oleh Alloh SWT dalam setiap kita beramal sholih…

Saudaraku yg saya cintai karena Alloh, semoga Alloh SWT selalu membimbing kita dalam setiap kali kita melakukan aktivitas hidup, bahkan setiap helaan nafas kita…

Saudaraku yg saya cintai karena Alloh, semoga Alloh SWT tidak mencabut nikmat Iman dan Islam dari dalam diri kita…



Saudaraku yg saya cintai karena Alloh, Tulisan ini memang tidak tertata rapih, bahkan jauh dari standar kaidah penulisan yang benar dan baik. Tapi mungkin tulisan ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua.



Rabbana dhzolamna anfusana wa inlam taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal khosiriin…

Robbana laa tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wa hablana min ladunka rohmatan innaka antal wahhab…

Allohumma inna nas-aluka min husnil khotimah wa na’udzubika min suil khotimah…


Alumni Universitas Ramadhan


09 September 2010 jam 8:38
Sebelum Mudik ke Tasik.


Bismillah, Assalamu'alaikum...

Bgmn Kabar sahabat, wahai para calon Alumni Universitas Ramadhan?

Saudaraku, setiap perguruan tingga pasti akan mengeluarkan alumninya ketika masa pembelajarannya selesai juga akan mendapatkan nilai sesuai dengan prestasinya. setiap perguruan tinggi pun mempunyai gelar akadeimk sesuai dengan keilmuan/ konsentrasinya.

Hari ini kita sedang dididik dan dibina di Universitas Ramadhan dan tinggal hitungan hari, bahkan jam kita akan dan harus meninggalkan Universitas Ramadhan ini, kita pun akan mendapatkan gelar dan gelar apakan yang kita inginkan?

Apakah Sarjana Ramadhan (SR) saja/ Muttaqiin (Mt)?

Saudaraku, semoga kita menjadi Alumni Unversitas Ramadhan yg cumlaude yg mendapatkan gelar Muttaqiin (Mt), yang bisa mPertahankan gelar Muttaqiin Qt pd 11 bln kdpan,smg Ketaqwaan Qt tdk musiman.

Saudaraku, mari kita belajar dari alumni puasa yang lainnya, seperti Ulat yang pada akhirnya setelah puasa seekor ulat akan menjadi kupu2 yg indah, seperti Ayam yang selama mengerami telurnya ia berpuasa dan setelah ouasa lahirnya anak ayam yang siap melanjutkan perjuangan induknya, seperti Ular yang setelah berpuasa terlihatlah ular tsb segar kembali tampak lebih muda.

Bagaimana dengan kita?

Apakah kita akan menjadi pribadi yang lebih segar lagi semangat berislam dan berjuangnya?

Apakah akan menjadi individu baru yang siap melanjutkan perjuangan para orang2 yg terdahulu?

Apakah Iman dan Taqwa kita seindah kupu2?



Saudaraku, semoga kitalah alumni Universitas Ramadhan yang didambakan ummat, yang siap melanjutkan estafeta da'wah ini, yang siap menjadi teladan bagi manusia yang lainnya, yang bisa mengindahkan Islam dengan akhlak kita.



Dan saudaraku mari kita memohon kepada Alloh SWT agar kita dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun depan.



Terakhir, selama kita berinteraksi sya yakin pasti banyak kesalahan yang telah sya perbuat, disengaja/ tidak. Untuk itu, sya memohom maaf atas kata yang tak tertata, laku lampah yang tak terjaga dan janji yang tak terlaksana. Maaf dari saudara skalian kan meringankan pTanggung jawaban sya di hadapan Alloh SWT. "Taqobbalallohu mina wa minkum, kullu 'Amin wa antum bi khoirin"