Minggu, 29 Agustus 2010

Kita dan Diri Kita


"Pada hari ini (Qiyamat) Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberik kesaksian terhadap apa yangdahulu telah meerka kerjakan. (QS. Yasiin: 65)"

Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Mas'ud r.a, dia berkata: "Rasululloh SAW teh bersabda kepada kami dan beliauadalah orang yang selalu benar dan yang dibenarkan: Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam rahim ibunya selama empat puluh hari berupa dalam bentuk nutfah (air mani), kemudian menjadi alaqoh (segumpal darah), kemudian menjadi mudghoh (segumpal daging) ketika waktu itu juga, lalu diutuslah (seorang) malaikat kepadanya,lalu malaikat itu meniupkan roh kepadanya dan ia diperintahkan dengan (menulis) empat kalimat: Menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celaka serta keberuntungannya. Maka demi Alloh Yang Tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan ahli surga dan amal itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak dia dan surga kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan bagi dirinya, lalu dia melakukan amalan ahli neraka sehingga ia masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya ada seseorang di antara kamu yang melakukan amalan ahli neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta,namun karena taqdir yang telah ditetapkan bagi dirinya, lalu di amelakukan amalan ahli surga sehingga ia masuk ke dalamnya" (Muttafaqun 'Alaihi).

Saudaraku yg saya cintai krn Alloh, dari kecil kita sudah dibekali dan diajari agama oleh orang tua kita, guru ngaji kita, dan bahkan kita pernah masuk pesantren, apakah 3 tahun/ 6 tahun, tapi kenapa semakin kita remaja/ dewasa bukannya semakin semangat, semakin rajin, semakin bisa mengamalkan tapi malah semakin jarang mengikuti pengajaian, ntah merasa malu/ apalah, malah kita sering bermainnya dari pada baca al-quran/ mengikuti pengajian di masjid, sholat yang biasanya tepat waktu jadi sering mengundur2 waktu sholat atau bahkan sampai melewatinya. Di pesantren kita tidak pernah luput dari baca Al-Quran, kita tidak pernah luput dari sholat fardhu berjama’ah di masjid, menghafal hadits2, dll tapi kenapa ketika kita harus selesai dari pesantren, selesai juga amalan sholih kita??? Astaghfirulloh…
Saudaraku yg saya cintai karena Alloh, sesungguhnya kita tidak akan pernah tahu kapan jasad ini akan diambil kembali oleh Sang Pemilik jasad "karena maut akan datang dengan tiba2", kita tidak akan pernah tahu sedang apa/ dalam kondisi apa jasad ini diambil, kita tidak akan pernah tahu surga/ neraka yang akan menjadi tempat tinggal kita nanti. Bukan lantas kita mengatakan “Buat apa kita sholat, shaum, dan ibadah yg lainnya? Toh kita sudah punya taqdir akan masuk ke mana kita, percuma dong!”, tapi marikita balikan pernyataan tsb dengan “Oh… berarti saya harus Istiqomah di jalan Alloh, saya harus hati2 dengan prilaku saya, jangan sampai ada niat utk berma’shiat kpd Alloh”.KUNCInya adalah ISTIQOMAH!

Saudaraku yg saya cintai krn Alloh, ketika kita melakukan ma’siat mungkin tidak ada keluarga kita yang melihat kita,tidak ada guru kita, bahkan teman terdekat kita, TAPI INGATLAH ADA ALLOH yang SELALU MENGAWASI segala PERILAKU KITA.
Saudaraku yg saya cintai krn Alloh, ketika kita sudah dipanggil dan disidang di Persidangan Alloh, maka tidak akan ada yang bisa menolong kita kecuali amalan kita selama kita hidup dan mungkin anak kita (itupun kalau sholih). Kita harus mempertanggung jawabkan semuanya, tangan kita, kaki kita, kesehatan kita, harta kita dan segala apa yang kita miliki di dunia akan dimintai pertanggung jawabannya, di dunia mungkin kita bisa bebas tapi di akhirat, TIDAK.

Saudaraku yg saya cintai krn Alloh, untuk mengahadapi kehidupan yang hakiki, yang kekal nati, bekal apa yang sudah kita siapkan? Jabatankan? Hartakah? Ketampanankah? Kepintaran kita kah? Medali kita kah? Atau apa? “Sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah ketakwaan”.

Saudaraku,semoga bukan hanya di ramadhan kita harus rajin shalat fardhu berjama’ah di masjid, kita rajin tilawah, infak, dsb tapi justru buah/ hasil ramadhan akan terlihat pada 11 bulan setelah ramadhan. Ramadhan hanya 1 bulan, dan waktu yg singkat ini hanyalah waktu untuk kita melatih diri kita saja, karena ujian yang sesungguhnya adalah pada 11 bulan stelah ramadhan.
Saudaraku yg saya cintai krn Alloh, rutinkanlah kita berdo’a kepada Alloh agar jangan sampai Alloh mencabut nikmatnya berislam, nikmatnya beribadah, nikmatnya beramal sholih dari diri kita.

Saudaraku yg saya cintai krn Alloh, tulisan ini memang tidak terstruktur, tulisan ini memang acak-acakan tapi tulisan ini saya buat sebagai perenungan diri saya, sebagain pengingat diri yang lemah ini, diri yang sering lalai kpd Alloh, sebagai pengingat untuk orang tua saya, sanak keluarga, dan (mungkin) antum (kalian) semua.
Saudaraku yg saya cintai krn Alloh, Semoga Alloh selalu mengingatkan kita kala lupa, menegur kita kala lalai.

Astaghfirullohal ‘Adhziim wa A’udzubillah atas tulisan ini, Wallohu A’lam bish-showwab.