Selasa, 03 Januari 2012

Catatan Akhir Tahun (Jilid 3)


Masih berkutat di bulan Desember 2011. Sugguh satu bulan yang sangat luar biasa. Walaupun selama dua pekan ini kegiatan cukup padat, tapi ya inilah kehendak Allah. Tapi menjelang tahun baru 2012 kali ini kondisi dan suasananya cukup berbeda.
Hari selasa, hari kedua RaKer guru Sekolah Bintang Madani, ketika itu ane ditelepon oleh Akh.Muamar (Ketua Deputi OKE DPD PKS Kota Bandung). Akh Muamar menawarkan ane untuk ikut TFT Kebugaran DPW PKS Jawa Barat, tidak lama berpikir akhirya saya pun meng-iya-kan tawarannya karena ketika itu saya berpikir bahwa akan banyak ilmu yang didapatkan [minimal tentang kebugaran]. Pelaksanaan TFT dari hari jum’at sampai ahad [tahun baruan di tempat].
Satu hari ane punya waktu untuk istirahat dari padatnya aktivitas sekolah menjelang pelaksanaan TFT. Tapi ternyata hari itu ane harus pergi ngetes ke salah satu SDIT di Bandung Barat. Pagi hari di hari kamis ane harus ijin kepada orang tua tercinta untuk pergi lagi dengan alasan mau ngetes, nginep di kosan teman karena malamnya ada jadwal ngaji, dan jum’at sampai ahad TFT. Ijinpun diberikan oleh orang tua, dan mereka berkata sekaligus mendo’akan “hati-hati”.
Waktu terus berjalan, tak terasa jum’at pun tiba. Walau badan terasa kurang istirahat tapi persiapan untuk TFT masih terus dilakukan sampai akhirnya siap berangkat ke Cibodas Lembang tepat di Madani Learning Center. Tepat pukul 09.18 ane  nyampai di lokasi TFT, beberapa peserta pun ada yang sudah datang dari pagi dan banyak juga yang mulai berdatangan, mereka dari berbagai daerah di Jawa Barat. Ta’aruf pun mulai dilakukan oleh para peserta, sungguh indah sekali berjama’ah.
Selang beberapa menit kedataganku, acara pembukaan pun dimulai. Sambutan dari ketua panitia yang dilanjut dengan sambutan SekBid BKO DPW membuat para peserta TFT semakin semangat saja. Bukan hanya manfaat dari olahraga [senam] saja [karena itu mah pasti] tapi tentang peran strategis olahraga dalam rekrutmen kader. Luar Biasaaaa, Allahu Akbar, sambut peserta setelah pembukaan.
Pembukaan selesai, peserta ikhwan segera bersiap untuk shalat jum’at. Selesai shalat jum’at makan siang kami laksanakan dengan kelompok masing-masing. Setelah beberapa menit selesai makan, kami langsung membakar kalori tubuh kami dengan Senam Nusantara dengan berbagai jenis irama/ musik, mulai dari yang slow sampai musik disco, dahsyat!.
Materi ke satu dimulai, materi tentang FAM (Fundamental Asset management). Awalnya sih ane kagak ngerti, tapi setelah mendegarkan pemaparan dari Dr. IR. Fatah Nurdin, M.M. dari Deputi OKE DPP, ternyata luar biasa. Materi yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Beliau mengupas tuntas tentang kebugaran tubuh kita dan penyakit-penyakit kronis yang ternyata semua itu berawal dari pola makan dan olahraga.
Sedikit ilmu yang bisa ane tuliskan disini [biar semakin penasaran dengan pentingnya olahraga] adalah Saudara2ku, Kita sagat tahu dan paham bahwa Tarbiyah bukanlah segala-galanya tapi hidup ini akan indah dengan Tarbiyah. Ada tiga kompinen tarbiyah: Tarbiyah Ruhiyah, Fikriyah, dan Jasadiyah. Ketiga aspek ini pasti ada manhajnya masing-masing, dan ketiga aspek ini perlu diberi perhatian yang sama. Karena ketiganya akan berpengaruh besar terhadap aktivitas dakwah. Tapi... sayangnya, kenapa Tarbiyah Jasadiyah "dipandang sebelah mata" atau kurang diprioritaskan oleh kebanyak kader? Padahal efek dari Tarbiyah Jasadiyah sangat besar terhadap kestabilan [penggerak] dakwah. Tarbiyah Jasadiyah juga memiliki manhaj yg khusus, yg perlu diperhatikan juga.
Isi Manhaj Tarbiyah Jasadiyah (olahraga), antara lain:
1.     Frekuensi, maksudnya adalah olahraga perlu dilakukan setiap 2 hari 1 kali karena setelah kita berolahraga maka otot-otot kita cukup kencang dan aliran darah akan lancar dan selama dua hari itu otot akan kembali mengkerut.
2.     Intensitas, intensitas olahraga perlu diperhatika agar denyut jantung kita berfungsi dengan optimal. tidak sedikit orang yang SAKIT JANTUNG, STROKE, dan penyakit kronis lainnya yg disebabkan oleh tidak teraturnya olahraga. bagi orang yang bugar detak denyut jantung itu ada di 60-80 detak/1menit.
3.     Durasi, durasi yang ideal untuk membakar 150 kalori adalah kurang lebih 30 menit.
4.     Jenis olahraga, pilihlah jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh kita.
Taujih di hari pertma tida sampai pada materi FAM tapi dilanjut dengan materi Rabthul ‘Am (Ust. Imam Mukhroji) dan diakhiri dengan materi Gizi dan pencegahan cedera pada olahraga (dr. Doni), kedua materi yang tak kalah penting dengan materi pertama, walaupun kami harus mengakhiri hari pertama sampai kurang lebih pukul 24.00. Walau bagaimanapun kami harus tetap bugar sampai selesai, wongi ini kan TFT Kebugaran.
Hari kedua TFT tiba, bangun tidur tubuh masih terasa lelah, kaki cukup pegal-pegal [karena naik-turun tangga yg banyak], tapi lagi-lagi kami harus menikmatinya dan mengondisikan tubuh agar siap dengan aktivitas 2 hari ke depan. Setelah shalat subuh, ma’sturat kami langsung bersiap untuk mengikuti tes kebugaran. Para peserta mulai melakukan peregangan, pemanasan, dan jogging. Tes kebugaran dimulai, tiap kelompok mulai dites. Pernah 4 bulan 6 bulan yang lalu saya mengikuti tes kebugaran dan hasilnya cukup memuaskan karena berhasil mencapai batas minimal seorang instruktur, tapi lain halnya dengan hari ini [hari ke dua TFT], hasil yang ane dapatkan kurang memuaskan, kalau boleh beralasan karena selama dua pecan ini aktivitas cukup padat da kurang istirahat.
Tes kebugaran selesai setelah itu para peserta mengikuti agenda selanjutnya, sarapan pagi. Kemudian akan dilanjut lagi dengan materi selanjutnya, yaitu senam dengan berbagai jenis irama musik dan pemantapan gerakan senam. Materi kali ini full praktek, dari pasgi sampai menjelang magrib. Aktivitas di hari ke dua ini ditutup dengan materi dari Ketua Deputi OKE Jawa Barat, materi yang syarat inspiratif, yang mengantarkan kita untuk bermuhasabah diri di malam tahun baru.
Materi yang juga tidak kalah penting dari materi hari pertama, “Peran olahraga dalam pemenangan dakwah di Jawa Barat”, itulah materi yang disampaikan oleh beliau. Penggalan materi yang beliau sampaikan adalah bahwa “inilah dakwah dengan karakteristiknya yang syumul. Inilah jama’ah, apapun peran kita, potensi kita, dimanapun posisi kita, kontribusi terhadap dakwah adalah KENISCAYAAN. Dakwah tidak akan pernah kompromi kepada kita yang tidak siap dengan dinamikanya yang cukup cepat karena ada/ tidaknya kita dalam barisan dakwah, dakwah akan tetap berlangsung”. Kemudian beliau mengajak kami semua untuk bermuhasabah, bukan karena momentum tahun baru saja tapi bermuhasabah perlu kita lakukan sesering mungkin. Sungguh, malam tahun baru yang indah. Asykuruka Yaa Rabb.
TFT hari terakhir tlah tiba. Setelah semalam kami bermuhasabah, hari ini [Ahad] kami harus segera kembali beraktivitas, dengan fokus latihan senam nusantara dengan berbagai irama musik secara berkelompok. Karena pada hari ini [Ahad] kami akan dites sebagi betuk ujian kegiatan TFT. “Jangan sampai antum pulang ke daerah masing-masing tidak menghasilkan apapun”, tandas salah seorang instruktur DPW kepada kami. Walapun ketika itu masih banyak peserta yang belum menguasai gerakan senam nusantara karena tidak semua peserta pernah mengikuti TFT Instruktur sebelumnya. Tapi dengan semangat yang meraka bawa, akhirnya menit beberapa sebelum pelaksanaan tes, mereka berhsil menguasi gerakan senam hampir 95%.
Menjelang tes dimulai, kebersamaan kami sangat terasa, kami saling berbagi pengalaman, ilmu, sampai berbagi no HP [untung ga habis no HPnya, he…]. Maklum, karena kami harus hafal dan paham gerakan senam jadi kami saling membantu.
Tes senam pun mulai dilakukan. Bagi sebagian peserta tes ini cukup menegangkan. Tapi di balik ketegangan itu, kami masih bisa canda, tawa, dan menikmati kebersamaan ini. kelompok demi kelompok pun di tes, sampai pada kelompok terakhir. Seru, senang, bangga, dll kami rasakan. Setelah tes, kami langsung mengevaluasi hasil tes yag dipandu oleh instruktur DPW, Akh Kusnadi.
Setelah evaluasi, panitia segera mengumpulkan kembali peserta untuk mengikuti acara penutupan. Pada acara penutupan tersebut, Akh.Adi mengumumkan hasil tes dengan katagori peserta terbaik akhwat, peserta terbaik ikhwan, dan juara umum. Dan amanah peserta terbaik akhwat didapatkan oleh Bu Ai dari DPD PKS Kab.Bandung, peserta terbaik ikhwan diamanahkan kepada Akh.Rama dari DPD PKS Kota Bogor, dan juara umum diamanahkan kepada Akh. Aris dari DPD PKS Kab.Bogor. -- Kenapa ane tulis amanah, karena iya ini memang amanah, bukan gelar yang perlu dibanggakan saja --. Acara penutupanpun ditutup oleh Ust.Wawan SekBid BKO DPW PKS Jawa Barat dan diakhiri dengan saling bermushofahah. Alllahu Akbar… Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, Subhaanaka allahumma wa bihamdika asyhadu an la ilaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika. “Olarhagaaa, OKE; Kebugaraaannn, OKE; PKS, Bugar Sepanjang Usia”, pekik teriakan para panitia dan peserta setelah penutupan.
Saudaraku, sungguh Allah memiliki rencana yang sangat indah bagi kita. Rencana yang tak bisa kita terawang/ kira-kira. Di balik lelahnya tubuh kita, capenya diri kita, penatnya pikiran kita, tapi rencana Allah pasti yang penuh hikmah dan makna.
Tulisan singkat ini mungkin kurang penting, tapi bagi antum yang membacanya semoga antum bisa mengambil pelajaran dari goresan tangan ini. MARI KITA SAMBUT TAHUN 2012 dengan PENUH OPTIMISME dengan TARGET yang LEBIH BAIK dan BERKAH.

Allahu A’lam bish-showwab, al-‘afwu minkum. Akhukum fillah, Salman El-Muta’allim.

Senin, 02 Januari 2012

Catatan Akhir Tahun (Jilid 2)


“Alhamdulillaah, Rrruarrrr Biazsaaa…Allahu Akbar” kata yang tepat yang bisa ane tulis pada awal catatan akhir tahun jilid 2 ini. Masih di bulan Desember, tepatnya tanggal 19-24 para pendidik di tempat ane ngajar (Sekolah Bintang Madani) sedang fokus mengisi laporan perkembangan hasil belajar murid-muridnya selama satu semester.
Ketika itu (kalau tidak salah) hari senin tanggal 19 Desember 2011 saya mendapat laporan dari partner ngajar bahwa ada salah satu orang tua yang minta anaknya untuk diturunkan kelasnya (dari kelas 4 ke kelas 3). Saya cukup kaget mendengar berita tersebut, tetapi kami (saya & rekan kerja di kelas) berdiskusi dan terus memikirkan yang terbaik bagi anak dan ibunya.
Selasa 20 Desember 2011 mendengar kabar dari rekan kelas bahwa ibu tersebut akan mengambil laporan perkembangan anaknya di hari kamis dan sekaligus ingin berdiskusi dengan kami. Kamipun mengabulkan permintaannya. Dari dana kami mulai fokus untuk menyelesaikan raport anak tersebut. Kami terus berdiskusi tentang perkembangannya selama satu semester, bahkan lebih karena menganalisis juga dari mulai kelas tiga.
Kamis pun tiba, sekitar pukul 08.00 ibunya muridku tiba di sekolah dan kami lagsung menyambutnya juga mengajaknya untuk berdiskusi di ruangan kepala sekolah. Diskusi mulai kami lakukan, banyak hal yang kami diskusikan, walaupun permasalahan intinya satu (siap menerima kondisi anak). Ibu tersebut mulai bertanya tentang perkembangan proses pembelajaran anaknya, jawaban yang cukup gamblang yang kami sampaikan kepada ibu tersebut (Ya…walaupun masih banyak aspek yang belum terevaluasi). Kemudian keluar juga dari lisan ibu tersebut tentang permintaannya untuk menurunkan anaknya ke kelas 3 bahkan kelas 2. Dengan tegas kembali kami menyampaikan kondisi dan perkembagan murid kami selama di sekolah, yang kami yakini bahwa kondisi anak di sekolah akan dapat dipengaruhi oleh kondisi anak di rumah. “Bu,tidak sedikitpun terbesit dalam pikiran kami bahwa anak kita akan tinggal kelas di kelas 4 tahun depan, apalagi sampai turun kelas…” begitu seterusnya, papar saya kepada ibu tersebut. Ibu tersebut menanggapi penjelasan dan pertanyaan kami dengan terbuka dan penuh kejujuran, dan menjelaskan juga kondisi proses pembelajaran selama di rumah. Matanya mulai berlinang air, sedikit demi sedikit air matapun menetes. Kami cukup terharu dan sangat bangga karena diskusi kami sagat terbuka dan tiap kalimat yang terucap penuh cinta yang tulus bagi anak-anak kami.
Tidak terasa sudah 2 jam kami berdiskusi dan akhirnya Ibu tersebut lekas berpamitan dan kami saling berterima kasih juga saling memaafkan atas kesalahan kami dalam memperilakukan anak, baik di rumah ataupun di sekolah.
Sabtu 24 Desember 2011 telah tiba, saatnya kami mempertanggungjawabkan amanah kami dalam mendidik anak-anak kepada para orang tua. Do’a pun saya panjatkan kepada Illahi Rabbi, Allah SWT, “Rabb, jagalah lisan ini dalam menyampaikan sesuatu kepada para orang tua. Semoga pertanggungjawaban di hadapan orang tua ini bisa mengurangi beban pertanggungjawaban di hadapan-Mu”.
Sekitar pukul 10.00 para orang tua telah selesai mengikuti acara dari sekolah, dan mereka bergegas masuk ke kelas masing-masing. Diskusi dengan orang tua mulai kami lakukan, satu, dua, tiga, dan seterusnya orang tua bergiliran untuk berdiskusi dengan kami (guru kelas). Kurang lebih 2 jam kami berdiskusi dengan para orang tua siswa. Tetapi satu hal yang saya perhatikan dalam proses diskusi bersama para orang tua. Mereka tidak fokus bertanya tentang akademik anak-anaknya, bahkan yang bertanya akdemik hanya beberapa orag tua saja [tidak lebih dari 5 orang]. Kami sepakat dan meyakini bahwa ketika sikap/ akhlak/ karakter anak yang kami prioritaskan dan kembangkan/ tingkatkan, maka potensi akademik anak akan cepat menyesuaikan. Ketika anak sudah merasa senang untuk belajar, memiliki motivasi yang tinggi dalam berprestasi, optimis, siap menerima konsekuensi dari setiap perbuatuannya, dan karakter/ sikap positif lainnya, maka prestasi akademik akan segera akan mereka dapatkan, atau minimal ada usaha yang optimal yang mereka tunjukan.
Pembagian raport telah selesai, guru-guru segera berkumpul untuk membahas persiapan rapat kerja semester dua yang akan dilaksanakan pada tanggal 26-28 Desember 2011. Artinya, satu hari kami istirahat dari padatnya aktivitas sekolah dan harus melanjutkan lagi pada hari berikutnya. “Tapi tidak apa lah, kan bisa libur cukup panjang setelah RaKer”, gumam salah seorang guru.
Hari pertama RaKer pun dimulai, dan yang menjadi fokus pembahasan adalah evaluasi program kelas dan program sekolah juga evaluasi kurikulum. Sebelum evaluasi dimulai, Kepala Sekolah memberi taujih kepada para guru yang hadir ketika itu. Inti taujihnya kurag lebih adalah “Pendidikan karakter yang sedang kita berikan kepada anak-anak kita akan mudah kita terapkan manakala kita pun telah/ berusaha menumbuhkan karakter yang baik pada diri kita. Bagi seorang pendidik/ guru jam kerja yang dimilikinya bukan selama berada di sekolah (8 jam) tetapi 24 jam, bahkan mungkin kita masih merasa kurang. Kita harus siap dihubungi kapanpun oleh anak-anak. Selain itu, mungkin di luar sekolah kita masih memikirkan perkembagan anak-anak, menyelesaikan persiapan-persiapan program kelas, dll. Tapi inilah pendidik yang mulia, yang kebaikan dan pengorbanannya dapat membantu mereka menuju jannah-Nya. Inilah sosok pendidik yang sholih secara pribadi, sosial, dan sholih dalam profesinya. Pendidik adalah pemimpin yang luar bisa, dengan mudah dia bisa membuat kondisi anak bosan, senang, ceria, semangat belajar, dll”. Setelah itu, setiap guru menyampaikan evaluasi kelasnya masing-masing, sangat dinamis sekali kondisi murid-murid di sekolahku (Sekolah Bintang Madani). Tapi kondisi inilah yang bisa mendewasakan kami semua. Evaluasi program kelas dan program sekolah selesai di hari pertama, dan akan dilanjut di hari ke dua dengan evaluasi kurikulum, evaluasi pembelajaran Al-Qur’an (Metode UMMI), dan persiapan program kelas dan program sekolah di semester 2.
Selasa, hari kedua RaKer telah tiba. Para guru mulai berdatangan ke sekolah dengan membawa bekal masing-masing (tentunya bukan makanan, tapi bahan-bahan untuk evaluasi dan persiapan juga perlengkapan pribadi karena di hari kedua ini ada games low impact dan mabit). Singkat cerita, pemaparan dari tiap guru pun selesai. Banyak hal yang perlu kami evaluasi untuk perbaikan-perbaikan sekolah dan [mungkin] SDM di masa mendatang. Dinamika RaKer sangat indah, para guru dengan penuh semangat, kasih sayang, dan optimism menyampaikan pendapat-pendapatnya. Dinamika tersebut kami bingkai dengan ukhuwah islamiyah antara kami, apalagi ketika kita mulai dengan game kelompok, mulai dari game indoor sampai outdoor. Indah sekali kebersamaan ini, semoga Allah selulu mempersatukan kita dalam mahabbah-Nya dan kelak Dia mengumpulkan kita kembali di syurga-Nya, Amiin.
Permainan kelompok pun selesai, kami bergegas mempersiapkan diri untuk shalat maghrib, ada yang pulang dulu karena harus ngurus anaknya, ada yang diskusi dengan rekan kerjanya, dll. Shalat maghrib, tilawah berjama’ah, shalat isya berjama’ah, lalu kemudian makan malam telah kami kerjakan bersama. Semakin indah saja kebersamaan ini. asykuruka Yaa Rabb.
Persiapan program kelas, lesson plan, weekly plan, dsj dimulai. Membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mempersiapkan hal tersebut. Para guru serius mengerjakannya dan sampai pukul 22.30an tidak sedikitpun yang dapat mengganggu konsentrasi mereka. Namun setelah pukul 22.30an tingkah mereka mulai berkembang, ada yang semakin cerewet, bercanda, dan lain sebagainya. Ini semua mereka lakukan agar rasa ngantuknya bisa diminilisir dan hilang darinya. “Semakin malam, semakin jadi saja”, itulah kalimat yang saya sampaikan kepada teman-teman saya dengan nada canda.
Sekitar pukul 23.30 aktivitas diberhentikan karena sudah larut malam dan semakin “error” pikirannya. Kami segera beristirahat karena harus mempersiapkan badan untuk aktivitas esok hari yang dimulai dengan qiyamullail, shalat shubuh, senam nusantara, dan seterusnya. Karena merasa lelah, sampai mejelang tidur pun kami masih terus saja bercanda. “Besok ga ada senam nusantara, diganti menjadi tidur nusatara”, ujar salah seorang guru. “Iya boleh, dan yang qiyamullail juga Pak Indra dan Pak Ridho aja kan? Karena di rundown acaranya juga nama mereka yang ditulis”, jawab salah seorang guru lainnya. “Bener-bener nih, semakin malam semakin jadi saja”, gumam saya.
Tidak terasa rabu dini hari tiba, kami mulai terbangun dari tidur, cuci muka, wudhu dan mempersiapkan yang lainnya untuk qiyamullail. Dilanjut dengan muhasabah, shalat subuh berjama’ah, dzikir al-ma’sturat, senam nusantara, aktivitas pribadi (ada yang ngopi, nyanyi-nyayi, tidur lagi, dll). Rangkaian acara yang indah.
Setelah sarapan pagi, persiapan tiap kelas dilanjutka lagi sampai pukul 10.00 dan bersiap untuk dipresentasikan. Tiap kelas mulai mempersiapkan untuk presentasi. Satu kelas, dua kelas, dan seterusnya dilanjut sampai selesai. Dalam proses presentasi itu kondisinya memang kurang kondusif karena kondisi fisik para guru mulai mempengaruhi [wajar aktivitasnya cukup padat]. Tetapi kami terus berusaha untuk mengikuti acara sampai akhir.
Alhamdulillah, RaKer pun telah selasai. Kepala Sekolah menutup acara RaKer dengan merefleksikan kegiatan. Dan kita menutup acara tersebut dengan penuh asa dan keyakinan bahwa anak-anak kami kelak menjadi orang-orang yang sholih – mushlih yang bermanfaat bagi diri, bangsa, dan agama.
Dan sungguh masih banyak lagi hikmah yang saya dapatkan, yang [mungkin] belum bisa saya tuliskan dalam catatan akhir tahun jilid 2 ini.

Al-Haqqu mirRabbika falaa takuunanna minal mumtariin… Allahu A’lam bish-shawwab
El-Muta’allim @ Kamar, 22:59

Catatan Akhir Tahun (Jilid 1)

Akhir tahun 2011 ini akan menjadi momentum yang indah bagi beberapa orang karena mereka berhasil meraih impian-impian di tahun ini tapi [mungkin] akan menjadi momentum yang biasa bagi sebagian lagi. Namun, inilah perputaran waktu yang tidak aka pernah kompromi dengan siapapun. So, mari kita nikmati dan syukuri juga jadikan momentum yang berharga untuk kita menatap tahun 2012 lebih indah dan berkah. September 2010 saya masih berstatus mahasiswa dan ketika itu sedang disibukan dengan yang namanya skripsi. Saya sempat berpikir “apa yang harus saya lakukan agar mendapatkan maisyah dan tidak tergatung lagi dengan orang tua”, walaupun ketika itu saya sering ngisi training di berbagai tempat. “inilah salah satu jalan dari Allah”, gumam saya dalam hati. Oktober 2010 saya mendapatkan informasi dari murabbi (guru ngaji) tentang lowongan kerja di salah satu sekolah dasar swasta untuk menjadi guru pendamping, syaratnya tidak harus sarjana, yang sedang menyusun skripsi pun boleh. “Kayaknya agak nyantai kejanya, wong jadi guru pendamping. Kan bisa sambil memanfaatkan waktu dan mengamalkan ilmu ke-BK-an”, pikir saya dalam hati. Akhirnya, saya mencoba untuk memasukan lamaran ke sekolah tersebut. Pagi harinya saya langsung ke sekolah tersebut, walaupun sempat berputar-putar sekitar Arcamanik karena letaknya yang cukup jauh dari jalan raya. Akhirnya ketemu juga sekolah tersebut, kaca-kaca gedung yang berbentuk bulat, cukup unik tapi ketika tidak membuat pikiran saya terpengaruh dengan keunikan tersebut. “Maaf, mau ke siapa ya pak?”, tanya seorang security kepada saya. “Saya mau ke Pak Teddy, Pak”, jawab saya kepada security tersebut. “Oh iya Pak, silahkan ke lantai dua sebelah kiri”, ujuar security yang memberi letak ruang kepala sekolah. “Terima kasih, Pak”, setelah menutup percakapan saya pun langsung naik ke lantai dua tempat kepala sekolah. ”Assalamu’alaikum, ada Pak Teddy?” tanya saya sambil melihat ke ruangan guru yang terbuka. “Ko ada Akh.Toto”, gumam saya dalam hati. Dia temen saya semasih aktif di kampus, dia mahasiswa jurusan Psikologi. “Wa’alaikumussalam wa rahmatullah, silahkan tunggu di dalam (ruang kepala sekolah)”, jawab seorang guru yang sedang berbincang dengan teman saya itu. Tidak lama setelah saya masuk ke ruangan kepala sekolah, guru tersebut (yang tadi berbincang dengan teman saya) masuk ke ruangan kepala sekolah, dan ternyata beliau kepala sekolahnya. Ta’aruf pun dimulai, dan kami langsug berdiskusi. Diskusi yang cukup hangat dan mengesankan karena yang kami diskusikan adalah tentang anak, pendidikan anak dan pendidikan di Kota Bandung dan Indonesia secara umum. Di pertengahan diskusi kami, beliau beberapa kali menyebutkan sekolah yang luar bisa, yang kualitas pendidikannya dan kuantitas muridnya terjaga dengan sangat baik, walaupun biaya masuk dan bulanan disana sangat mahal, betapa tidak mahal masuknya saja belasan juta, bulanan (SPP) sampai satu juta, padahal ini Sekolah Dasar tapi muridnya sampai ribuan, Luar Biasa, bukan?. Dan masih banyak masukan-masukan serta ilmu-ilmu yang ane dapatkan dari hasil diskusi tersebut. --- Inilah hanya sedikit perjalanan saya sampai satu tahun ini dan tulisan di atas sebagai prolog untuk menuliskan catatan akhir tahun 2011 (Jilid 1) --- Selasa 6 Desember 2011 Kepala Sekolah meminta ane untuk ikut bersamanya, ketua yayasan, dan Dir.Div Pendidikan yayasan ke Surabaya untuk studi banding ke Al-Hikmah dengan tujuan mendapatkan banyak ilmu untuk persiapan mendirikan SMP Bintang Madani. Karena ini tugas sekolah dan kesempatan yang berharga, jadi ane akan memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin. Rabu qobla maghrib kami berkumpul di stasiun kereta api Bandung. Tidak lama setelah melaksanakan shalat magrib dan isya (dijamak) kami langsung memasuki kereta pemberangkatan Bandung – Surabaya. Dalam perjalanan menuju Surabaya kami terus berbincang tentang berbagai hal sampai kami tertidur. Dua belas jam Bandung – Surabaya, waktu yang cukup lama. Kamis dini hari kami sudah mulai memasuki daerah Jawa Timur, sekitar pukul 07.30an kami sampai di stasiun Gebang Surabaya. Kami segera bersiap – siap dan mencari taxi agar perjalanan menuju Al-Hikmah lebih cepat. Pukul 08.00 kami tiba di Al-Hikmah dan tempat yang pertama kali kami cari adalah masjid. Berbagai aktivitas pribadi pun kami lakukan, mulai dari cuci muka sampai shalat dhuha. Setelah selesai dari aktivas pribadi, kami langsung menuju ruangan kepala sekolah karena waktu kami di Al-Hikmah sangat terbatas, hanya sampai sore. Kepala sekolah SMA Al-Hikmah pun segera menghampiri kami dan mengajak kami untuk diskusi di ruangannya. Tidak lama kami berbincang, para pembina yayasan sekolah kami datang, tempat yang kurang luas, akhirnya kami diajak ke salah satu ruang kosong tempat rapat. Diskusi pun mulai dibuka dengan prolog dari kepala sekolah kami yang kesempatan selanjutnya diberikan kepada kepala sekolah SMA Al-Hikmah untuk memberikan taujihnya kepada kami. Beberapa pertanyaan dilontarkan kepada kami, pertanyaan tersebut sebagai pemicu untuk menjelaskan berbagai hal tentang sekolah, mulai dari tujuan mendirikan sekolah sampai output dan outcome lulusan sekolah. Sungguh banyak ilmu yang kami [khususnya saya] dapatkan, diantaranya: Pertama, Ketika kita mau mendirikan sekolah, maka kita harus memulai dari akhir/ tujuan akhirnya. Beliau bertanya kepada kami tentang sebuah anologi, “apakah mau buat es kelapa atau membuat minyak? Kalau kita membuat es kelapa maka prosesnya akan sangat mudah, kita hanya perlu membeli kelapa muda terus kita ambil air dan kelapanya dan kemudian kita tinggal minum atau mungkin tambah gula agar terasa lebih manis dan segar. Tetapi kalau kita mau membuat minyak, kita harus memilih kelapa, kemudian kita membuka kulitnya, setelah itu dibelah mejadi dua, diambil kelapanya (dipisahkan dari batoknya), kelapa itu diparut sampai habis, hasil parutannya diperas hingga berair, dan begitulah seterusnya. Dibelah menjadi dua, diparut, deperas, dan lain sebagainya itu adalah sebuah proses yang sangat menyakitkan dan membutuhkan waktu yang cukup lama tapi hasilnya akan berkualitas dan dapat bermanfaat bagi banyak orang. Begitu juga dengan sekolah/ mungkin organisasi lainya, ketika kita ingin memiliki tujuan akhir yang bagus dan bermanfaat bagi banyak orang maka proses yang harus kita lalui pasti cukup membutuhkan waktu yang panjang dan mengurus berbagai potensi yang kita miliki, pikiran, tenaga, dan lainnya. Kedua, kualitas sebuah sekolah/ organisasi akan sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM yang ada di dalamnya, kualitas SDM sangat dipengaruhi oleh kualitas spiritualnya, kualitas spiritual seseorang dapat dipengaruhi oleh keyakinan dan kedekatannya dengan Allah SWT. Pendidik yang bagus adalah ia yang memiliki kualifikasi dan kompetensi sebagai seorang pendidik (murabbi) juga memiliki komitmen yang kuat dan komitmen yang kuat ini hanya akan dimiliki oleh orang yang memiliki kekuatan spiritual. Kekuatan spiritual ini akan muncul manakala kita ikhlas dalam menjalankan segala tugas dan kewajiban kita dan selalu memberikan energi positif/ manfaat kepada orang lain dengan bingkai lillahi ta’ala. Ketiga, bagi seorang pendidik sholih pribadi dan sholih sosial saja belum cukup, tapi juga harus sholih professional juga. Maksudnya, sebagai seorang pendidik dia harus sholih dalam profesinya. Komitmen dalam waktu, selaras antara hak dan kewajiban, memberikan hasil terbaik dalam kerjanya, menjadi teladan bagi murid-muridnya, dan sebagainya. Keempat, beliau bercerita tentang kekuatan spiritual/ energi kebaikan dan kekuatan spiritual yang ada dalam diri kita dengan analogi energi yang dihasilkan dari makanan. Ketika kita mempunyai roti dan kita memakannya sendiri maka energi yang dihasilkan dari roti tersebut hanya untuk kita, tetapi apabila kita memiliki roti dan kita membagikannya juga kepada orang lain maka energi yang dihasilkandari roti tersebut akan kita dapat rasakan dan orang lainpun merasakannya. Begitulah dengan kebaikan, ketika kita memberikan manfaat kepada orang lain maka energi kebaikan tersebut pasti kita rasakan dan orang lainpun merasakan. Tidak sampai disana ilmu/ hikmah yang saya dapatkan selama di Surabaya. Bahkan sepulang dari Surabaya kami (ane dan Dir.Div Pendidikan Yayasan) diskusi dan menindaklanjuti hasil diskusi kami dengan KepSek SMA Al-Hikmah. Panjang lebar kami diskusi di kereta sampai ketika kami merasa lelah, kamipun beristirahat. Kesimpulan dari diskusi kami kali ini adalah tentang tarbiyah. Kami meyakini bahwa kematangan dan kedewasaan seseorang dalam berkata dan berperilaku itu sangat dipengaruhi oleh kematangan tarbawi dan kematangan tarbawi seseorang tidak hanya dilihat dari kerajinan dan keaktifan dia dalam tarbiyah pekanan (liqa) saja. Jelas tiga aspek tarbiyah (ruhiyah, fikriyah, dan jasadiyah) menjadi aspek yang perlu diperhatikan juga. Tetapi kemudian, semua itu akan teruji dengan tarbiyah dzatiyah orang tersebut. Tarbiyah dzatiyah bukanlah tarbiyah yang kita ikuti setiap pekannya (liqa) tapi aktivitas pembinaan yang kita laksanakan untuk diri sendiri, dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun kondisinya. Dan sungguh masih banyak lagi ilmu yang saya dapatkan, yang [mungkin] belum bisa saya tuliskan dalam catatan akhir tahun jilid 1 ini. Al-Haqqu mirRabbika falaa takuunanna minal mumtariin… Allahu A’lam bish-shawwab
El-Muta’allim @ Kamar, 08:55